Jumat, 29 April 2011

Translasi Mata Uang Asing

Metode Nilai Tukar Tunggal

Pada metode tunggal, laporan keuangan operasional asing (yang dilihat oleh induk perusahaan sebagai kesatuan otonom) memiliki laporan domisili tersendiri: keadaan mata uang lokal di mana anak perusahaan berbisnis. Pernyataan gabungan menjaga keterhubungan laporan keuangan awal (seperti rasio keuangan) individu yang menggabungkan secara keseluruhan karena semua gabungan item laporan keuangan ditranslasikan dengan sebuah konstanta. Yaitu, hasil gabungan tersebut memperlihatkan perspektif keuangan pada tiap kesatuan yang hasilnya merupakan gabungan total, bukan perspektif nilai mata uang yang digunakan induk perusahaan.


Metode Nilai Tukar-Ganda

Metode nilai tukar ganda mengombinasikan kurs saat ini dan kurs historis dalam proses translasi mata uang asingnya.


Metode Current-Noncurrent

Pada metode current-noncurrent, asset lancar yang dimiliki anak perusahaan saat itu dan utang lancar ditanslasikan ke dalam mata uang induk perusahaan mereka pada laporan keuangannya dengan kurs saat ini. Asset dan kewajiban noncurrent ditanslasikan pada kurs historis. Item laporan laba rugi (kecuali untuk biaya depresiasi dan amortisasi) ditanslasikan pada aplikasi tingkat rata-rata operasional tiap bulan atau pada rata-rata dasar tambahan yang mencakup seluruh periode yang dilaporkan. Biaya depresiasi dan amortisasi ditanslasikan pada kurs historis dengan pengaruh saat modal yang dimiliki didapatkan.


Metode Moneter-Nonmoneter

Metode moneter-nonmoneter juga menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan nilai tukar mata uang asing yang sesuai. Asset dan kewajiban moneter ditanslasikan dalam kurs saat ini. Item nonmoneter (asset tetap, investasi jangka panjang, dan persediaan) ditanslasikan dalam kurs historis. Item laporan laba rugi ditanslasikan dengan prosedur yang sama dengan yang dijelaskan untuk konsep current-noncurrent. Tidak seperti metode current-noncurrent, metode ini melihat asset dan kewajiban moneter sebagai risiko nilai tukar. Oleh karena itu item moneter dimasukkan dalam kas, penggunaan kurs saat ini untuk tanslasi mata uang asing, item tersebut menghasilkan padanannya mata uang domestik yang merefleksikan nilai yang dapat dicapai atau penyelesaian.



Kasus Translasi Mata Uang Asing

Diketahui:

1 = $ 9000 (HISTORIS)

1 = $ 9800 (CURRENT)




PT " SENTOSA "

Pos

RP

CR

(Historis)

CR

(Current)

CNC

(Current non Current)

MNM

(Moneter non Moneter)

Tempo

Kas

Rp.

8.000.000

889

816

816

816

816

Piutang Dagang

Rp

11.000.000

1.222

1.122

1.122

1.122

1.122

Persediaan Barang

Rp. 8.200.000

911

837

837

911

911

Investasi Jangka Panjang

Rp. 24.500.000

2.722

2.500

2.722

2.722

2.722

Alat Kantor

Rp. 19.500.000

2.167

1.990

2.167

2.167

2.167

Jumlah Aktiva

Rp. 71.200.000

7.911

7.265

7.664

7.738

7.738








Utang Lancar

Rp. 26.000.000

2.889

2.653

2.653

2.653

2.653

Utang Jangka Panjang

Rp. 26.800.000

2.978

2.735

2.978

2.735

2.978

Modal Saham

RP. 18.400.000

2.044

1.877

2.033

2.350

2.107

Jumlah Pasiva

Rp. 71.200.000

7.911

7.265

7.664

7.738

7.738

Penurunan nilai dari 2.044 menjadi 1.877 = Rugi 167

Penurunan nilai dari 2.044 menjadi 2.033 = Rugi 11

Kenaikan nilai dari 2.044 menjadi 2.350 = untung 306

Kenaikan nilai dari 2.044 menjadi 2.107 = untung 63


Sumber:

· Prof. Dr. Zaki Baridwan, M.Sc., Akt. 2008. Intermediate Accounting. Jakarta: BPFE-Yokyakarta.

www.google.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar